tag:

12 July 2008

SIDANG SUSILA

Judul:
SIDANG SUSILA: Naskah Komedi dan Catatan Perihal RUU Pornografi

Penulis:
Ayu Utami

Penerbit:
_sp@si dan vhrbook

Isi:
I. SIDANG SUSILA (naskah komedi)
II. LAMPIRAN DUA RUU HAL PORNOGRAFI
III. NOTA KETIDAKSEPAHAMAN TENTANG RUU PORNOGRAFI: kumpulan tulisan Ayu Utami di berbagai media massa mengenai kontroversi RUU hal pornografi

Catatan:
“RUU Antipornografi dan Pornoaksi adalah lawakan yang mengerikan. Bukan menggelikan. Seperti kita tahu, lawakan adalah penjungkirbalikan akal sehat atau logika bahasa. Tetapi, kali ini yang dihasilkannya bukanlah kelucuan melainkan kengerian. Karena, lawakan ini kelak bisa dipakai untuk menghukum orang.”

Paragraf di atas dikutip dari salah satu tulisan Ayu Utami untuk kolom bahasa! Majalah Tempo yang berjudul ‘Berbahasa Indonesiakah RUU Anti Pornografi?’ yang dimuat di dalam buku ini. Paragraf tersebut juga dikutip sebagai tulisan di bagian sampul belakang buku ini. Buat saya jelas sekali bahwa memang paragraf itu menyimpulkan keseluruhan maksud dan tujuan disusunnya dan diterbitkannya buku ini. Selain memang si penulis adalah seorang jurnalis dan aktivis yang ‘tersembunyi’, buku ini diterbitkan secara bersama oleh _sp@si dan vhrbook dimana yang penerbitnya disebut terakhir adalah bagian dari vhrmedia.com, sebuah media komunikasi milik LSM. VHR pada vhrmedia.com sendiri adalah singkatan dari Voice of Human Rights.

Isi buku ini memang mengenai ketidaksetujuan penulis terhadap RUU yang menjungkirkan akal sehat itu. Secara kocak dituangkan ke dalam naskah drama (yang katanya sudah dipentaskan oleh Teater Gandrik pada bulan Pebruari 2008) yang menceritakan pengadilan terhadap seorang laki-laki yang menjadi korban implementasi UU Anti Pornografi. Laki-laki yang bernama Susila ini tergolong ekonomi lemah dengan tingkat pendidikan yang rendah. Pola pikir dan pola hidupnya sederhana sehingga membuat ia menjadi tampil ‘seksi’ (perut dan payudara melimpah) dan menyambung hidup dengan berjualan mainan anak-anak dan ‘dewasa’. Naskah drama yang sederhana ini sama sekali tidak membuat saya kesulitan untuk menikmatinya. Mudah sekali membayangkan seperti apa naskah bila dipentaskan.

Tapi ada yang lebih lucu daripada naskah drama itu. Terlampir 2 draft RUU Anti Pornografi; 1 draft RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU APP) dan 1 lagi draft RUU Pornografi (RUU APP ‘yang disempurnakan’). 2 draft RUU tersebut dikutip dan diberikan catatan-catatan oleh penulis di banyak pasal dan ayat-ayatnya. Pastinya dalam catatan-catatan tersebut, penulis banyak menyoalkan mengenai esensi maksud dan tujuan disusunnya pasal/ayat RUU tersebut. Ditemukan pula inkonsistensi di beberapa bagian yang tidak nyambung dengan bagian sebelumnya. Dan yang makin memperparah ‘kerusakan’ RUU tersebut adalah penggunaan Bahasa Indonesia dengan tidak baik dan tidak benar.

Catatan-catatan penulis pada draft RUU tersebut makin menegaskan bahwa kedua draft RUU tersebut adalah benar-benar penjungkirbalikan akal sehat dan logika bahasa. Bahasa Indonesia banyak mengalami perubahan, penyempitan dan bahkan pelintiran makna dalam draft RUU tersebut. Belum lagi dalam banyak pasal/ayat, pelintiran makna dan logika bahasa menjadikan pasal/ayat tersebut multi tafsir, atau yang lebih dikenal dengan pasal/ayat karet.

Membaca buku ini menjadikan saya lebih tahu dan mengerti kekhawatiran saudara-saudara LSM mengenai ‘jahatnya’ RUU tersebut. Dan saya juga menjadi semakin ngeri apabila membayangkan RUU tersebut disahkan dan diimplementasikan dalam kehidupan di Indonesia.

No comments: